Misteri rumah hantu
Misteri rumah hantu
Misteri rumah hantu #1 Pada zaman ini, hidup lah sepasang kekasih bernama Deddy dan Yuvia. Sudah 2 bulan mereka berpacaran. Mereka selalu bersama, tertawa, bercanda, dan berbagi cerita menjelang kelulusan Yuvia. Iya, Yuvia tinggal menanti hasil pengumuman kelulusan di sekolahnya saja. Sedangkan Deddy yang sudah menjadi mahasiswa, terus memotivasi Yuvia untuk lulus. Hingga pada suatu hari . . . (Di pantai) Setelah bermain kejar-kejaran di pantai, Deddy dan Yuvia pun kelelahan dan beristirahat di bawah pohon kelapa yang cukup tinggi. "Hahahah... Akhirnya aku ketangkap deh" ucap Deddy sambil duduk bersandar di pohon kelapa. "Udahan ya, capek nih" pinta Yuvia. "Iya, iya. Sini duduk di sebelahku" Deddy pun menarik tangan Yuvia. "Capek ya ternyata" ujar Yuvia seraya menyandarkan kepalanya di pundak Deddy. "Iya, jadi haus. Untung sebelum kesini aku udah beli minuman" Deddy mengeluarkan 2 botol minuman dari tas nya. "Ini untuk Yuvia" lanjut Deddy yang telah menyodorkan minuman. "Bukain dong" pinta Yuvia dengan manja nya. "Huu.. Dasar manja" kata Deddy sambil membuka tutup botol minuman nya dan kembali memberikan ke Yuvia. "Makasih, sayang" Yuvia pun meminum minuman yang di berikan Deddy. Melihat Yuvia yang penuh dengan peluh, Deddy pun segera mengeluarkan sapu tangan dari saku nya. Lalu mengusap keringat Yuvia. "Ih, genit deh" seru Yuvia yang tersenyum malu. "Gak apa-apa dong. Kan dengan pacar sendiri" Deddy pun membalas senyum Yuvia. Keheningan seketika menyeruak. Deddy mengeluarkan sesuatu dari dalam tas nya. Ternyata, yang di keluarkan adalah sebuah mahkota yang terbuat dari ranting pohon. Deddy pun memasangkan mahkota tersebut kepada Yuvia. "Apa ini, Ded?" tanya Yuvia sambil menyentuh mahkota di kepalanya. "Kamu buat ini sendiri?" sambungnya. "Iya, aku membuatnya sendiri. Jelek ya?" "Nggak kok, bagus banget malah. Kenapa kamu tiba-tiba buatin aku ini?" "Karena aku ingin, kamu menjadi ratu yang paling cantik dalam hidupku" gombal Deddy seraya memegang kedua tangan Yuvia. "Dasar raja gopal! Eh, maksudku raja gombal" dengan cepat Yuvia melepaskan tangannya dari Deddy. "Hahahah... Aku serius, Via" "Makasih ya, Ded. Kamu paling bisa buat aku bahagia" senyuman pun terpantul dari wajah Yuvia. "Aku janji, sampai kapan pun aku akan buat kamu tersenyum. Mahkota itu akan jadi saksi cinta kita berdua" ucap Deddy dengan tatapan serius terhadap Yuvia. "Aku percaya sama kamu, Ded" Yuvia balas menatap Deddy. Tak lama kemudian, mereka pun pulang di iringi langit mentari senja... *** (Keesokan harinya) Ruang makan di rumah Deddy, tampak dua pasang suami istri yang tengah menyantap sarapan. Deddy yang baru saja keluar dari kamar, langsung menghampiri sepasang suami istri tersebut. "Pagi, ma... Pagi, pa..." ujar Deddy yang telah duduk di meja makan. "Pagi, Ded" balas mama nya. "Oh ya, Ded... Kemarin papa sama mama dapat kabar dari tantemu di Jepang. Ia bilang, bulan depan kamu akan di biayai untuk melanjutkan kuliah di sana" kata papa Deddy. "Seperti impian mu kan, Ded?" tambah mama Deddy. "Papa sama mama serius?" Deddy sedikit tidak percaya dengan yang dikatakan orang tua nya. "Iya dong" balas mama Deddy. Deddy kaget mendengar ucapan kedua orang tua nya. Sebenarnya ia senang mendengar kabar itu, karena berkuliah di Jepang adalah impian nya sejak di bangku SMA. Tapi ia merasa tidak bisa pergi sekarang, masih ada Yuvia... Sangat tidak mungkin Deddy meninggalkan Yuvia, setelah mengikrarkan janjinya kemarin. "Tapi, ma. . ." belum selesai Deddy bicara, mama nya langsung menyambar ucapan Deddy. "Tawaran tante mu hanya berlaku sekali. Jangan di sia-siakan" Deddy pun berpikir sejenak. Terjadi gejolak batin di dalam diri Deddy. 'Bagaimana ini? Apa yang harus ku lakukan? Kuliah di Jepang adalah impian ku. Sekarang kesempatan itu sudah berada di depan mata. Akan tetapi, aku gak bisa ninggalin Yuvia' pikir Deddy. Setelah berpikir beberapa saat, akhirnya . . . "Baiklah, ma. Deddy menerima tawaran tante untuk melanjutkan kuliah di sana" Deddy membuat keputusan itu dengan sangat terpaksa. "Bagus! Nanti mama beritahu tante kamu" "Satu lagi... Selama kamu di sana, kamu akan tinggal di asrama dan tidak di perbolehkan memegang alat komunikasi apapun. Kecuali hari libur. Kamu siap?" tanya papa Deddy. "Iya, aku siap" dengan penuh keraguan, Deddy mengiyakannya. "Ya udah, cepat habiskan sarapanmu. Nanti telat berangkat ke kampus" ucap mama Deddy. "Udah, ma. Deddy langsung berangkat ya..." ujar Deddy sambil mencium tangan papa dan mama nya. *** Hari demi hari telah terlewati. Selama itu, Deddy membuat hari-hari terakhirnya bersama Yuvia menjadi amat sangat menyenangkan. Hingga suatu malam, Deddy menyanyikan sebuah lagu untuk Yuvia melalui telepon. Dan karena suara Deddy akan sangat mengganggu pendengaran, maka lebih baik di 'skip' saja saat ia bernyanyi ._. "I love you" kata Deddy di akhir lagu. "I love you too" balas Yuvia. 'Kenapa tiba-tiba Deddy menyanyikan lagu yang terkesan perpisahan begitu?' seru Yuvia dalam hati. "Ya udah, aku mau tidur nih. Kamu juga ya. Have a nice dream" ucap Deddy. "Iya, sayang. Makasih" balas Yuvia. Lalu mereka berdua pun terlelap di ranjang masing-masing dan di rumah masing-masing. *** Hingga tiba waktunya pengumuman kelulusan Yuvia. Yuvia pun lulus dengan nilai yang bagus. Yuvia merayakan kelulusannya bersama teman-teman di lapangan sekolah. Mereka berteriak bahagia, meneteskan air mata bersama, dan saling berpelukan. Tanpa di sadari, Deddy menyaksikan itu dari jauh. Dengan bahasa tubuh, Deddy memanggil Yuvia. Yuvia pun bergegas menghampiri Deddy yang berada di luar pekarangan sekolah. "Ikut aku, Via" ajak Deddy sambil menarik tangan Yuvia. Yuvia hanya diam dan bingung melihat tingkah Deddy yang sangat gelisah. Hanya ada satu pertanyaan yang urung ia tanyakan ke Deddy, yaitu . . . 'Mau ke mana ini?
bersambung